Begin Journey
Touch to Start
Di dunia fashion yang semakin berkembang, Sin & Sun hadir sebagai sebuah brand yang membawa konsep unik dan penuh makna. Didirikan pada tahun 2017 oleh dua sahabat, Niwi dan Surya, Sin & Sun menggabungkan teknik sasiko dan berubecok—teknik tradisional Jepang dan teknik motif khas bali—dengan elemen kebudayaan Bali, menciptakan karya-karya fashion yang tidak hanya indah, tetapi juga memiliki nilai budaya yang mendalam. Brand ini juga memiliki komitmen yang kuat terhadap zero waste fashion, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada secara maksimal untuk menciptakan produk yang ramah lingkungan dan bernilai tinggi.
Nama Sin & Sun berasal dari gabungan nama pemiliknya, Siniwi (Niwi) dan Surya (yang berarti matahari dalam bahasa Indonesia). Nama yang sederhana namun penuh makna ini mencerminkan semangat sinergi antara dua individu yang memiliki minat dan kecintaan yang sama terhadap seni dan kebudayaan.
Konsep yang diusung oleh Sin & Sun tidak hanya menarik dari sisi estetika, tetapi juga dari sisi keberlanjutan. Sin & Sun mengadaptasi dua teknik tradisional yaitu Jepang dan Bali, sashiko dan berubecok, lalu memadukannya dengan elemen-elemen kebudayaan Bali, menciptakan fashion yang unik dan berkelas. Teknik sashiko, yang berasal dari Jepang, terkenal dengan pola jahitan tangan yang digunakan untuk memperbaiki pakaian atau menambah daya tarik visual pada kain, sementara berubecok adalah teknik ukir atau hiasan khas Bali yang sering digunakan pada pakaian adat atau kain tenun Bali.
Dengan menggabungkan kedua teknik ini, Sin & Sun menciptakan produk fashion yang tidak hanya menarik, tetapi juga kaya akan cerita dan tradisi. Merek ini tidak hanya berfokus pada keindahan visual, tetapi juga berusaha melestarikan kebudayaan Indonesia dan Jepang melalui karya-karya mereka.
Sin & Sun bukan hanya sebuah brand fashion biasa. Karya-karya mereka memiliki karakter yang khas karena menyatukan dua dunia yang sangat berbeda: kebudayaan Bali yang kaya dengan tradisi dan seni, serta teknik tradisional Jepang yang sangat detail dan penuh arti. Melalui kolaborasi ini, Sin & Sun menciptakan produk yang tidak hanya fashion-forward, tetapi juga memancarkan kekayaan budaya yang memukau.
Kebudayaan Bali sering kali diselipkan dalam desain mereka, baik melalui motif-motif khas Bali seperti ukiran dan desain tenun, maupun penggunaan warna-warna yang terinspirasi dari alam Bali. Selain itu, mereka juga menggabungkan kebudayaan Indonesia lainnya, seperti batik, dalam koleksi mereka. Kain batik, baik yang digunakan sebagai bahan utama produk ataupun sebagai aksen, memberikan sentuhan Indonesia yang kuat pada setiap karya Sin & Sun.
Melalui karya-karya ini, Sin & Sun berupaya melestarikan kebudayaan Indonesia dan Jepang sambil memberikan sentuhan modern yang relevan dengan tren fashion saat ini. Brand ini menunjukkan bahwa seni dan budaya dapat hidup dalam setiap potongan kain, dan melalui desain, mereka membawa cerita budaya yang mendalam kepada dunia.
Sin & Sun tidak hanya berfokus pada estetika dan kebudayaan, tetapi juga sangat peduli terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh industri fashion. Salah satu cara Sin & Sun berkontribusi dalam pelestarian lingkungan adalah dengan menerapkan konsep zero waste fashion dalam setiap proses produksinya.
Brand ini secara aktif berupaya mengurangi limbah tekstil dengan menggunakan potongan kain yang sudah tidak terpakai atau sisa dari produksi sebelumnya untuk menciptakan produk baru yang unik dan bernilai tinggi. Dalam dunia fashion yang sering kali berfokus pada produksi masal dan konsumsi cepat, Sin & Sun menawarkan alternatif yang lebih berkelanjutan.
Bermitra dengan Paramatex, sebuah perusahaan kain yang terkenal dengan bahan berkualitas, Sin & Sun memanfaatkan potongan-potongan kain yang mungkin terbuang atau tidak digunakan lagi. Potongan kain yang ada disulap menjadi produk fashion baru yang tidak hanya estetis, tetapi juga ramah lingkungan. Dengan cara ini, Sin & Sun berusaha mengurangi fenomena fast fashion yang sering kali memanfaatkan bahan-bahan murah dan menghasilkan limbah besar.
Setiap produk Sin & Sun, mulai dari pakaian hingga aksesoris, dirancang untuk mengurangi limbah tekstil. Ini merupakan wujud nyata dari komitmen mereka untuk menciptakan zero waste fashion yang tidak hanya memperhatikan keberlanjutan, tetapi juga kualitas dan keindahan desain.
Sin & Sun adalah contoh nyata dari bagaimana hobi dan minat terhadap seni bisa disulap menjadi sebuah brand yang tidak hanya sukses secara komersial, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian kebudayaan dan lingkungan. Niwi dan Surya memulai perjalanan mereka dari pertemanan yang saling menginspirasi, dan berusaha mewujudkan impian mereka untuk menciptakan sesuatu yang lebih dari sekadar bisnis. Cinta dan passion terhadap seni dan budaya adalah pendorong utama mereka.
Mereka percaya bahwa sebelum terjun ke industri ini, yang paling penting adalah memiliki rasa suka dan cinta terhadap apa yang kita kerjakan. “Kami ingin karya kami tidak hanya sekadar produk fashion, tetapi juga karya seni yang bisa bercerita dan memiliki dampak positif. Dari sinilah semua bermula, dari cinta pada seni dan kebudayaan,” kata Niwi.
Kolaborasi Sin & Sun dengan Paramatex telah memberikan dampak yang signifikan dalam proses produksi mereka. Paramatex, yang dikenal dengan kualitas kainnya yang unggul, telah menjadi mitra utama Sin & Sun dalam menghasilkan produk yang bernilai tinggi dengan konsep zero waste fashion. Sin & Sun memanfaatkan sisa kain yang terbuang untuk menciptakan desain-desain unik yang memiliki nilai seni dan komersial, sambil tetap mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Kolaborasi ini tidak hanya menguntungkan Sin & Sun dan Paramatex, tetapi juga menciptakan sebuah model bisnis yang lebih ramah lingkungan. Melalui pengolahan ulang potongan kain yang mungkin terbuang begitu saja, Sin & Sun telah berhasil menciptakan produk-produk fashion yang tidak hanya indah, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan ekologis.
Sin & Sun adalah contoh sempurna dari bagaimana zero waste fashion dapat digabungkan dengan keindahan kebudayaan dan teknik tradisional. Dengan memadukan teknik sasiko dan berubecok dengan elemen kebudayaan Bali, serta menerapkan prinsip zero waste fashion, Sin & Sun tidak hanya menciptakan produk yang unik dan bernilai tinggi, tetapi juga membantu mengurangi dampak negatif dari industri fashion terhadap lingkungan.
Sin & Sun bukan hanya sekadar brand fashion; mereka adalah cerminan dari generasi muda yang bersemangat untuk melestarikan kebudayaan dan menciptakan karya yang memiliki nilai jual dan nilai sosial yang tinggi. Dengan komitmen terhadap keberlanjutan dan pelestarian budaya, Sin & Sun telah membuktikan bahwa fashion tidak hanya tentang penampilan, tetapi juga tentang kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan budaya.